Menkop dan UKM: Tiktok Shop Berpotensi Buka Kembali di Indonesia
Lisa 27 Nov 2023 08:43
Bloomberg pada Rabu (22/11/2023) menuliskan, Tiktok milik ByteDance Ltd itu sedang dalam pembicaraan untuk berinvestasi ke salah satu unit GoTo Group di Indonesia. Salah satu poin pembicaraan ialah Tiktok ingin mencoba memulai kembali toko daringnya di Indonesia.
Sumber Bloomberg mengatakan, perusahaan itu sedang mengerjakan potensi berinvestasi pada unit e-dagang GoTo, yaitu Tokopedia, yang dapat diselesaikan dalam beberapa minggu mendatang. Daripada melakukan investasi langsung, kesepakatan kedua perusahaan dapat berbentuk usaha patungan.
Diskusi juga membahas upaya bersama untuk membangun platform e-dagang baru. Rencana ini diduga dilakukan untuk mengatasi hambatan peraturan dan memungkinkan Tiktok menghidupkan kembali layanan belanja daring di Indonesia yang merupakan pasar e-dagang terbesar di Asia Tenggara.
Analis JPMorgan, Henry Wibowo, mengatakan, jika pembicaraan yang dilaporkan menghasilkan kesepakatan yang disetujui regulator, hal ini memungkinkan Tiktok mematuhi peraturan dan memulai kembali bisnis e-dagang di Indonesia. Ini yang akan mengubah lanskap belanja daring.
Kompas mengonfirmasi kabar itu kepada Tiktok Indonesia ataupun GoTo. Namun, keduanya belum mau memberikan komentar.
Adapun Tiktok menyatakan tidak akan memfasilitasi transaksi jual-beli barang dalam Tiktok Shop Indonesia per 4 Oktober 2023 pukul 17.00 WIB. Keputusan itu dibuat untuk menindaklanjuti Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik yang diundangkan pada 26 September 2023.
Dalam keterangan resminya, Selasa (3/10/2023), Tiktok mengatakan, prioritas utama perusahaan adalah menghormati serta mematuhi peraturan dan hukum yang berlaku di Indonesia. Tiktok akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Indonesia terkait dengan langkah dan rencana perusahaan mendatang.
Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies Nailul Huda, saat dihubungi Kamis (23/11/2023), di Jakarta, berpendapat, Tiktok memiliki ekosistem digital yang besar sehingga mempunyai peluang tinggi apabila membuka layanan apa pun, termasuk e-dagang. Hal ini terbukti, sebelum Tiktok Shop tutup, besaran transaksinya mampu melebihi nilai dari Bukalapak dan Lazada, tetapi masih di bawah dari Shopee dan Tokopedia.
Langkah yang bagus apabila Tiktok bisa membuka layanan e-dagang dengan menyinkronkan layanan e-dagang dengan media sosial tanpa catatan melanggar ketentuan. Bagi UMKM, semakin banyak saluran penjualan daring akan semakin bagus bagi mereka.
Jika kabar Tiktok Shop bergabung dengan Tokopedia itu benar, Nailul memandang, fitur live shopping Tokopedia akan menjadi pesaing serius dari Shopee. Dengan kekuatan media sosial dari Tiktok, Tokopedia bisa memanfaatkan hal tersebut.
“Asalkan bisa dua hal berjalan. Hal pertama adalah cakupan ‘interaksi’ penjual dan pembeli. Sementara kedua adalah kekuatan teknologi,” katanya.
Nailul menambahkan, persaingan bisnis e-dagang di Indonesia sangat ketat. Ini menyebabkan sejumlah pemain lokapasar bertumbangan, di antaranya Rakuten, JD.ID, dan Blanja. Salah satu penyebab ialah rebutan pendanaan.
Dimiliki oleh ByteDance yang berbasis di Beijing, Tiktok telah mencoba memetakan jalur baru untuk fitur dengan pertumbuhan tercepat di negara berpenduduk 278 juta jiwa ini. Hal itu seharusnya menjadi contoh ekspansi global dari Amerika Serikat (AS) ke Eropa.
Bagi GoTo, kesepakatan dengan Tiktok bisa berisiko karena akan membantu pesaing ritel daring terbesarnya untuk tetap beroperasi di Indonesia. Namun, hal ini juga akan memberikan GoTo mitra media sosial global yang kuat dalam sebuah perjanjian yang dapat meningkatkan volume belanja dan pembayaran bagi kedua perusahaan.
“Hal ini seharusnya menjadi hal yang positif bagi GoTo karena mereka dapat melakukan perdagangan langsung untuk menantang Shopee, sementara Tiktok dapat dilihat oleh regulator untuk membantu perusahaan lokal mempertahankan dominasinya di pasar lokal,” tulis analis Citigroup yang dipimpin oleh Ferry Wong dalam pernyataan seperti ditulis Bloomberg.
Tutupnya Tiktok Shop pada 4 Oktober 2023 digadang-gadang bisa mendorong kinerja lokapasar yang sudah ada melejit. Momentum Works, perusahaan berpusat di Singapura yang berfokus mengembangkan kerja sama strategis di bidang teknologi, melalui blog, menyebutkan, Sea Group, perusahaan induk Shopee, melaporkan nilai total barang dagangan (gross merchandise value/GMV) sebesar 20,1 miliar dollar AS pada triwulan III-2023. Meskipun angka ini merupakan angka tertinggi yang pernah dilaporkan, pertumbuhan tahunan hanya 5 persen.
Pertumbuhan ini mengecewakan karena perusahaan telah meningkatkan beban penjualan dan pemasarannya hampir dua kali lipat secara triwulanan dari 493,6 juta dollar AS pada triwulan II menjadi 913 juta dollar AS pada triwulan III.
Hal ini diduga karena Shopee mencoba berbagai cara untuk mempertahankan pangsa pasarnya melawan Tiktok Shop. Karena konversi sepenuhnya terjadi di dalam aplikasi Tiktok, maka sulit dan mahal bagi Shopee untuk memperebutkannya.
Tiktok Shop baru menghentikan operasi di Indonesia pada 4 Oktober 2023. Jika pelarangan ini bermanfaat bagi Shopee, hal tersebut tidak akan berdampak pada kinerjanya pada triwulan III-2023.