Mau Mulai Usaha? Ini Dia 6 Model Bisnis Beserta Contohnya
Adinda 10 Mei 2025 01:59
Di era digital yang semakin berkembang pesat, e-commerce atau perdagangan elektronik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari. Kemudahan akses internet serta perubahan gaya hidup konsumen mendorong munculnya berbagai bentuk bisnis e-commerce. Namun, tidak semua e-commerce memiliki cara kerja yang sama. Ada beragam model bisnis yang digunakan, tergantung pada siapa yang menjual, siapa yang membeli, dan bagaimana transaksi dilakukan. Nah, pada artikel kali ini, BigMin akan berikan rangkuman apa saja model bisnis serta contohnya di Indonesia.
6 Model Bisnis dan Contohnya
-
Business to Consumer (B2C)
Source: Freepik
Model B2C merupakan model bisnis e-commerce yang paling familiar bagi kebanyakan orang. Dalam model ini, sebuah bisnis menjual produk atau layanan langsung kepada konsumen akhir. Transaksi biasanya dilakukan melalui platform digital seperti website atau aplikasi mobile.
Contoh:
-
Tokopedia dan Shopee: Menyediakan berbagai produk dari berbagai penjual kepada konsumen individu.
Kelebihan: Proses transaksi cepat dan langsung.
Kekurangan: Persaingan sangat tinggi dan memerlukan strategi pemasaran yang kuat.
-
Business to Business (B2B)
Source: Freepik
Model B2B melibatkan transaksi antar perusahaan. Dalam model ini, satu bisnis menjual produk atau layanan ke bisnis lain, bukan ke konsumen individu. Produk yang dijual bisa berupa bahan baku, perangkat lunak, atau jasa konsultasi.
Contoh:
-
Ralali: Platform B2B di Indonesia yang menyediakan berbagai kebutuhan bisnis seperti perlengkapan industri, alat kesehatan, dan lainnya.
-
Alibaba: Menjadi perantara antara produsen dan pedagang grosir di seluruh dunia.
Kelebihan: Nilai transaksi umumnya lebih besar.
Kekurangan: Siklus penjualan cenderung lebih lama dan melibatkan banyak negosiasi.
BACA JUGA: Bisnis Digital: Pengertian, Keuntungan dan Contohnya!
-
Consumer to Consumer (C2C)
Source: Freepik
Model ini memungkinkan individu untuk menjual produk atau jasa langsung kepada individu lain, biasanya melalui platform pihak ketiga yang menyediakan sistem pembayaran dan pengiriman.
Contoh:
-
OLX: Tempat di mana pengguna bisa menjual barang bekas kepada pengguna lain.
-
Facebook Marketplace: Memfasilitasi jual beli barang antar pengguna Facebook.
Kelebihan: Biaya operasional rendah dan mudah dijalankan.
Kekurangan: Keamanan transaksi menjadi isu utama.
-
Consumer to Business (C2B)
Source: Freepik
Model C2B mungkin terdengar tidak biasa, tetapi sangat relevan di era digital. Dalam model ini, individu menawarkan jasa kepada perusahaan. Biasanya digunakan oleh freelancer, content creator, atau influencer.
Contoh:
-
Fiverr dan Upwork: Platform di mana freelancer menawarkan jasa seperti desain grafis, penulisan, hingga pemrograman kepada perusahaan.
-
Influencer marketing: Seorang influencer menawarkan jasa promosi produk kepada sebuah brand.
Kelebihan: Fleksibilitas tinggi bagi penyedia jasa.
Kekurangan: Pendapatan tidak tetap dan bergantung pada proyek.
BACA JUGA: 5 Strategi Penjualan Pasca Lebaran, Pelanggan Dijamin Kembali!
-
Business to Government (B2G)
Model ini melibatkan bisnis yang menjual produk atau jasa kepada lembaga pemerintahan. Prosesnya biasanya lebih kompleks karena harus mengikuti peraturan dan proses tender resmi.
Contoh:
-
Perusahaan perangkat lunak yang menyediakan sistem informasi manajemen untuk instansi pemerintah.
-
Vendor penyedia alat kesehatan untuk rumah sakit milik pemerintah melalui e-katalog LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah).
Kelebihan: Potensi pendapatan besar jika memenangkan tender.
Kekurangan: Proses administratif yang panjang dan birokratis.
-
Government to Consumer (G2C)
Model G2C memungkinkan pemerintah menyediakan layanan kepada masyarakat secara online. Walaupun bukan model e-commerce tradisional dalam hal jual beli produk, G2C tetap masuk dalam kategori karena melibatkan transaksi digital.
Contoh:
-
Perpanjangan SIM online melalui aplikasi Digital Korlantas.
-
Pembayaran pajak melalui situs resmi Direktorat Jenderal Pajak.
Kelebihan: Memudahkan masyarakat mengakses layanan publik.
Kekurangan: Perlu infrastruktur digital yang andal dan edukasi kepada masyarakat.
Itu dia 6 model bisnis dan contohnya yang ada di Indonesia. Setiap model memiliki karakteristik, tantangan, dan peluang tersendiri. Dengan memahami masing-masing model, pelaku usaha bisa menentukan strategi terbaik sesuai dengan target pasar dan sumber daya yang dimiliki. Mau dapatkan informasi menarik lainnya? Kunjungi website BigSeller Indonesia dan dapatkan informasi menarik seputar strategi, tips hingga cara berbisnis online. Di sini, Anda juga dapat melihat apa saja fitur menarik dari BigSeller mulai dari mengelola pesanan otomatis, scrape product hingga fitur lainnya yang dapat menguntungkan para seller setiap harinya! Jadi, tunggu apalagi? Pakai BigSeller sekarang GRATIS dengan klik di sini dan raih kesempatan untuk mendapatkan VIP selama 7 hari!