Picking List: Pengertian, Fungsi dan Cara Membuatnya
Adinda 23 Okt 2025 01:21Copy link & title
Di sektor ritel dan e-commerce, pengelolaan gudang menjadi salah satu kunci utama kelancaran operasional. Proses pengambilan barang dari gudang yang tidak terstruktur seringkali berakhir dengan kesalahan, contohnya seperti produk tertukar, pesanan tidak lengkap, hingga keterlambatan pengiriman. Untuk mengatasi masalah ini, banyak perusahaan menggunakan picking list sebagai panduan. Apa itu picking list? Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa itu Picking List?

Source: Freepik
Picking list adalah dokumen yang digunakan dalam manajemen gudang untuk memandu staf saat mengambil barang dari rak penyimpanan. Dokumen ini biasanya berisi daftar produk yang harus diambil, lengkap dengan informasi seperti kode produk, nama barang, jumlah, serta lokasi penyimpanan di gudang.
Dalam praktiknya, picking list bisa berupa dokumen cetak atau file digital yang terintegrasi dengan sistem manajemen gudang. Tujuannya sederhananya yaitu untuk memastikan proses pengambilan barang berjalan lebih cepat, akurat, dan efisien.
Fungsi Picking List dalam Operasional Gudang
-
Mengurangi Kesalahan Pengambilan
Dengan informasi detail mengenai barang, picking list meminimalisir kemungkinan produk yang diambil salah. Hal ini penting untuk menjaga kepuasan pelanggan.
-
Meningkatkan Efisiensi Waktu
Picking list biasanya mencantumkan lokasi barang di gudang. Dokumen ini memudahkan staff dalam mencari produk, sehingga waktu pengambilan produk jadi lebih singkat.

-
Pengendalian Stok
Dokumen ini membantu memantau stok yang keluar, sehingga data persediaan lebih akurat dan risiko kelebihan atau kekurangan stok bisa ditekan.
-
Meningkatkan Produktivitas
Dengan sistem yang jelas, staff gudang dapat bekerja lebih cepat tanpa banyak kebingungan. Produktivitas pun meningkat seiring berkurangnya waktu yang terbuang.
BACA JUGA: Order Fullfilment: Definisi, Fungsi dan Cara Kerjanya!
Cara Membuat Picking List
-
Gunakan Data dari Sistem Penjualan
Picking list sebaiknya langsung terintegrasi dengan sistem penjualan atau marketplace. Dengan begitu, data pesanan otomatis masuk ke dokumen, meminimalisir kesalahan input manual.
-
Informasi Produk Lengkap
Setiap item di picking list sebaiknya dilengkapi dengan kode produk, nama barang, jumlah, dan lokasi penyimpanan. Jika ada variasi warna atau ukuran, detail ini juga perlu dicantumkan.
-
Urutkan Berdasarkan Lokasi
Untuk mempercepat proses, susun daftar produk sesuai urutan lokasi rak atau area di gudang. Dengan cara ini, staf tidak perlu bolak-balik mengambil barang.
-
Format yang Jelas dan Mudah Dibaca
Picking list harus ringkas, rapi, dan mudah dipahami. Jika masih menggunakan dokumen cetak, gunakan font jelas dan tata letak yang sederhana. Jika digital, pilih aplikasi yang ramah pengguna.
-
Tambah Kolom Checklist
Kolom ini memungkinkan staf gudang menandai barang yang sudah diambil, sehingga risiko ada item yang terlewat bisa diminimalisir.
BACA JUGA: Pengertian, Fungsi dan Contoh Nomor Faktur untuk Penjualan
Picking List Digital vs Manual, Pilih Mana?
Di era digital seperti ini, picking list tidak lagi harus berupa kertas. Banyak bisnis sudah beralih ke sistem berbasis aplikasi yang otomatis menghasilkan dokumen ini begitu ada pesanan masuk. Picking list digital lebih efisien karena bisa langsung terhubung dengan data stok, bahkan memberikan notifikasi jika stok barang hampir habis.
BigSeller merupakan solusi otomasi yang bisa membantu Anda membuat picking list secara digital. Fitur ini bisa Anda temukan pada menu Proses Pesanan. Anda dapat membuat picking list secara otomatis maupun kustomisasi. Dengan bantuan fitur ini, proses pencatatan barang akan semakin mudah karena data penjualan sudah tersimpan pada sistem BigSeller. Jadi, tunggu apalagi? Konsultasikan masalah penjualan online Anda dengan BigSeller atau registrasi sekarang dan dapatkan VIP selama 7 hari!


