Redenominasi rupiah kembali menjadi topik hangat setelah pemerintah dan Bank Indonesia menyampaikan rencana pemangkasan digit pada mata uang tersebut. Rancangan yang sudah dibuat sejak tahun 2010, kini kembali dibicarakan lagi. Banyak masyarakat, terutama pelaku usaha, mulai bertanya-tanya, apakah kebijakan ini akan mempengaruhi aktivitas bisnis dan harga barang, atau justru memberikan kemudahan dalam transaksi?

Apa itu Redenominasi Rupiah?

Source: Freepik

Redenominasi rupiah merupakan proses penyederhanaan nilai mata uang dengan cara mengurangi jumlah digit atau angka tanpa mengubah daya beli atau nilai aslinya. Contoh, setelah redenominasi selesai maka uang Rp1.000 akan berubah menjadi Rp1 dalam pecahan baru. Jadi, nilai uangnya tetap sama, hanya tampilannya saja yang disesuaikan agar lebih ringkas.

Melalui kebijakan ini, Pemerintah dan Bank Indonesia menargetkan beberapa hal penting, mulai dari menyederhanakan sistem pembayaran hingga mempermudah proses pencatatan akuntansi khususnya bagi pelaku usaha. Langkah ini diharapkan dapat membuat transaksi menjadi lebih efisien serta mempersiapkan kesetaraan ekonomi Indonesia dengan negara-negara regional.

BACA JUGA: Dibatasi! Apa Saja Kebijakan Pemerintah Terkait Bebas Ongkir?

Perbedaan Redenominasi vs Sanering

Redenominasi berbeda dengan Sanering. Redenominasi merupakan penyederhanaan sedangkan Sanering merupakan pemotongan. Sanering merupakan pemotongan daya beli masyarakat dengan melakukan pemotongan nilai mata uang. Melalui pemotongan ini, daya beli masyarakat akan menurun, namun tidak dengan redenominasi.

Dampak Redenominasi Rupiah

Redenominasi membawa sejumlah dampak positif bagi pelaku usaha, seperti membuat transaksi menjadi lebih cepat dan sederhana. Bagi pelaku usaha, rencana kebijakan ini membantu pencatatan akuntansi agar lebih ringkas.

Namun, selain dampak positif, terdapat beberapa kekurangan dalam redenominasi ini. Para pelaku usaha perlu memperbarui sistem POS atau kasir agar sesuai dengan format nominal baru. Selain itu, komunikasikan perubahan harga kepada pelanggan agar mereka tidak bingung selama masa transisi.

Selain itu, pembaruan SOP dan pelatihan internal juga penting dilakukan agar seluruh tim memahami apa saja perubahan yang terjadi. Agar tidak ketinggalan informasi, para pelaku usaha harus mengikuti informasi resmi dari pemerintah agar bisa menyesuaikan proses bisnis dengan kebijakan terbaru.

BACA JUGA: Resm! Pemerintah Tetapkan Pajak untuk Pedagang Online

Kapan Pemerintah Melakukan Redenominasi Rupiah?

Rencana redenominasi sebenarnya sudah ada sejak 2010. Namun, implementasinya menunggu kondisi ekonomi yang stabil. Bank Indonesia dan pemerintah beberapa kali menegaskan bahwa kebijakan ini tetap dalam rencana dan akan dilakukan pada momen yang tepat.

Berdasarkan penjelasan BI, tahapan redenominasi biasanya mencakup:

1. Sosialisasi ke masyarakat

2. Transisi di mana uang lama dan baru dipakai bersamaan

3. Penghapusan bertahap uang lama

4. Perlakuan penuh terhadap uang baru

Pemerintah menyatakan redenominasi tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa. Kesiapan infrastruktur, kondisi ekonomi yang stabil, serta edukasi masyarakat menjadi faktor utama sebelum kebijakan diluncurkan. Redenominasi bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan oleh para pelaku usaha. Sebaliknya, kita sebagai pelaku usaha tentu akan semakin mudah dalam melakukan transaksi.